Ya Rasulullah salam a’laik
Begitu ku merindu pertemuan denganmu
Agar bisa kurebahkan kepalaku di pangkuanmu
Mengadukan segala kesahku
Betapa aku membutuhkan hadirmu
Menjawab segala bimbangku
Apa yang harus ku lakukan?
Aku merasa sepi dan terasing di tengah saudaraku sendiri
Begitu banyak yang mengagungkan namamu
Begitu banyak yang mengikuti risalahmu
Namun seperti sabdamu:
“Semuanya seperti buih di lautan!”
Kami berdebat soal khilafiyah
Kami bertengkar merasa yang paling benar mengikutimu
Kami di adu domba oleh mereka yang sejak dulu tak pernah menyukaimu
Lantas... kami bimbang berdiri di persimpangan
Ya Rasulullah
Betapa aku iri pada para sahabat yang hidup di zamanmu
Yang bisa lari kepadamu ketika masalah datang
Yang tak ragu dan bimbang akan suatu perkara
Karena ada dirimu yang menjadi hakim dan jaksa nan adil!
Ya Rasulullah
Betapa aku mencintaimu
Karena ku tahu kau mencintaiku sangat
Mencintai kami... umatmu
Aku tahu betapa risau dirimu
Ketika malaikat maut menjemputmu
Bukan harta yang kau cemaskan
Bukan pula istri dan putri yang kau khawatiri
Namun kami: “Umatku... umatku...umatku!”
Begitu bisikmu lirih penuh kasih dan was was
Karena kau tahu, betapa berat perjuangan kami
Umatmu yang terlampau abad jaraknya denganmu
Begitu banyak fitnah yang kami terima
Begitu banyak ujian yang mengguncang keimanan kami
Begitu banyak ketidakadilan yang kami terima
Hanya karena kami mencintaimu dan mencoba setia padamu
Ya Rasulullah
Aku tak tahu sudah benarkah kini jalanku?
Yang ku tahu aku begitu mencintaimu
Merindukan pertemuan denganmu
Aku tak tahu apakah aku termasuk umatmu
Yang kelak akan kau berikan syafaat di padang mahsyar
Yang ku tahu aku begitu mencintaimu
Begitu ingin melihat wajahmu
Yang ku tahu sekarang adalah terus berpegang erat padamu
Pada dua pusaka yang kau tinggalkan
Bukan gunung emas atau lautan uang
Tapi pedoman hidup kami: AL-Quran dan As-Sunah!
Note: puisi yang dibacakan pada pengajian selasa Khairunnisa, 22 Feb 2011. Pengajian hari itu berbeda biasanya,karena ada kunjungan silaturahmi balasan dari pengajian para perawat Reggae-Kuwait. Di akhir acara ada persembahan lagu dan pembacaan puisi ini. Proses penulisan puisi ini cepat, di pagi hari sebelum menyiapkan sulungku sekolah, sehari sebelumnya. Tapi mikir ide-nya semalaman, sampai kebawa mimpi dan tidur pun tak nyenyak:)
No comments:
Post a Comment