Orang bijak bilang tak ada yang
kebetulan di dunia ini. Segala hal yang terjadi pasti ada alasannya. Selalu ada
hikmah di setiap kejadian. Maka aku sangat yakin, ketika suatu malam terdampar
di sebuah blog dengan nama unik "Bibi Titi Teliti" bukan suatu hal kebetulan
belaka. Memang betul aku sampai ke sana karena tak sengaja sedang blog walking.
Namun itu adalah cara unik dari semesta untuk menuntunku menemukan semua jawab
dari segala resah dan tanyaku. Aiih..lebay banget ya bahasanya,hehehee… Tapi
baiklah akan ku ceritakan bagaimana sebuah blog telah membuatku menuliskan
kalimat dahsyat itu.
Usiaku tepat 34 tahun pada 27
Desember kemarin. Sudah terlalu tua, untuk seseorang yang masih mencari apa sih
yang aku inginkan? Sangat tua malah. Harusnya bukan masanya lagi di usiaku itu
masih galau dan mencari-cari jati diri. Tapi itulah aku. Begitu banyak mauku. Hingga
terkadang aku sendiri tak tahu apa sih yang aku inginkan sebenarnya. Ketika melihat
kawan yang piawai memotret makanan, serta merta aku tertarik jadi food photographer.
Ketika melihat teman yang pintar baking, mendadak aku rajin koleksi buku-buku
masakan. Pun ketika teman ada yang tergila-gila pada scrapbooking, aku pun
ikutan menjadi kolektor berbagai bahan scrapbook. Berganti jadi hobi knitting,
menjahit, dan sebagainya. Tapi sayangnya hanya sampai ke tahap pengumpul bahan-bahannya, tak
bergerak menjadi ahli atau minimal bisa seperti teman-teman yang ku kagumi itu.
Begitu juga dalam hal mencari isi
dompet. Sebagai ibu pekerja yang kemudian
beralih jadi ibu rumah tangga tok karena ikut suami yang pindah kerja ke
Kuwait, aku pun terobsesi untuk punya penghasilan. Kepalaku penuh sekali dengan
ide-ide bisnis. Namun semuanya hanya berkelebatan di kepala tak pernah jadi
nyata. Ada sih beberapa dicoba seperti jualan sprei, pernik-pernik khas
Indonesia, mukena, sampai ke baju muslim. Bahkan bisnis MLM pun aku jabani, yang
akhirnya kandas juga. Ya, aku adalah tipe orang yang serba ingin tahu namun
sayangnya hanya bersemangat di awal, selalu tak mampu mencapai garis finishL
Dan akibatnya, aku selalu resah. Gelisah.
Didera perasaan tidak puas. Merasa tidak ada hal berarti yang bisa aku
banggakan. Tak ada pencapaian yang ku peroleh. Padahal aku yakin aku bisa
seperti mereka yang sukses. Tapi kenapa aku seperti berjalan di tempat, bahkan
mungkin tak bergerak sama sekali. Sementara teman-teman yang lain sudah berlari
jauh. Aku tertinggal jauh di belakang mereka. Ingin mengejar namun kaki-kakiku
seperti dipaku. Mungkin aku sudah terjebak dalam zona nyamanku. Ketika Allah memberiku
suami yang begitu memanjakanku. Tinggal sebut apa yang ku inginkan, maka
laki-laki tercinta itu akan memenuhinya. Sampai aku terkadang takut untuk
meminta. Karena tanpa aku bicara pun, dia seperti sudah tahu apa yang ku
inginkan. Dimanjakannya aku dengan gadget-gadget terbaru. Ketika temanku
bercurhat ria tentang betapa mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan
gadget terbaru, maka aku begitu mudahnya mendapatkannya. Rabbiii… betapa aku
tidak bersyukur sepertinya. Tapi entahlah, aku merindukan moment penuh perjuangan
itu. Ketika didera rasa lelah luar biasa untuk mendapatkan sesuatu. Ketika
tangis, prustasi, putus asa akhirnya berganti menjadi haru, bangga, dan bahagia
karena apa yang diperjuangkan berhasil. Ahh…rindu sekali saat-saat seperti.
Maka jangan heran kawan, kalau
tontonan dan cerita favoritku adalah semua hal yang berbau kompetisi. Segala macam
lomba idol aku suka. Bahkan sampai ke acara perjodohan yang itu pun aku
tonton,hehehe… Kompetisi juga kan namanya. Bagaimana para perempuan itu
bersaing “menjual” dirinya agar bisa terpilih oleh sang arjunaJ Ya aku seperti
kecanduan menyaksikan mereka yang berjuang menjadi yang terbaik. Mengerahkan
segenap kemampuannya. Berbuat yang terbaik dan semaksimal mungkin.
So, jadi terjawab kan kenapa aku
jatuh cinta dengan blog-nya Erry, si Bibi Titi Teliti ini (nggak manggil mbak
ah, kan kita sama-sama a thirty something women, hihihi..). Semua postingannya
tentang perjuangannya untuk menang Touch Korea Tour dilalap habis selama
berjam-jam malam itu (jadi kalo dirimu menemukan traffic dari Asimah Kuwait,
itu adalah diriku ya sayJ).
Ikut deg-degan ketika tahap penjurian blog – ngebayangin Erry mabok posting
tiap hari dan begadang BG- dan terkekeh ketika membaca jawaban-jawaban Erry
pada saat interview. Ah so ErryJ
Tapi juga “gue bangeett”, seandainya aku di posisi Erry, mungkin aku juga aku
akan seperti dirinya.
Yang membuat terkagum-kagum adalah
ketika Erry berjuang agar video tournya di tim Fun Tour menang di vote online, sehingga doi bisa balik lagi ke Korea. Sebuah strategi pemenangan yang oke
banget. Bagaimana Erry mendekati fan base-nya 2PM untuk menggalang dukungan. Bagaimana
doi koar-koar di socmed. Terbayang deh perjuangannya. Rasanya seperti membaca
novel petualangan,hehehee… Tak cukup di situ, aku pun meluncur melihat
video-video Erry dan kawan-kawannya dari berbagai negara yang tergabung di Fun
Tour selama berpetualang di Korea. Rasanya seperti melihat novel petualangan
yang difilm-kan,hihihiii… Puas banget melihat “penampakan” Erry, bener banget
deh julukan teman-temannya, Funky Erry. Dan tak bisa ditahan aku pun jatuh
cinta sama orangnya, selainnya blognya. Here come, you are my Idol now..Erry!!!
Tapi, gongnya bukan itu kawan! Kalau
terkesan pada jiwa kompetitif Erry, sudah banyak aku melihat ajang-ajang idol
lain atau membaca cerita-cerita semacam itu. Tapi sejujurnya tak membuatku
tergerak untuk berubah. Tidak seperti blog bibi titi teliti ini (ah kau boleh
berbangga ErryJ).
Perjuangan Erry seperti memberikan jawaban dari sebuah pertanyaan yang
belakangan ini sering menggangguku. Pertanyaan tentang PASSION. Sering aku
mendengar bahwa bekerjalah sesuai dengan passion-mu, maka kesuksesan akan
menghampirimu. Begitu kata para motivator itu.
Makhluk apakah sih si Passion ini?
Bila yang mereka katakan passion itu adalah sesuatu yang membuat kita enjoy
atau betah berjam-jam mengerjakannnya, maka passion aku adalah membaca novel,
nonton drama korea atau film romance. Untuk sebuah novel yang menarik hatiku,
setebal apapun bisa aku lahap dalam satu kali baca, tak peduli bila aku harus
membacanya dari siang sampai subuh. Untuk sebuah drama korea yang memikat
hatiku, aku bisa menamatkan satu serinya dalam sekali nonton, walau untuk
itu harus begadang semalam suntuk dalam beberapa hari. Jadi teringat pengalaman
pertama nonton drama korea bertahun lalu, waktu awal tahun baru, bersama teman
satu kos, nonton All About Eve dari siang hari sampai subuh, hanya disela makan
itu pun sambil nontonJ
Esok paginya muntah-muntah karen tak tahan begadang, akhirnya bolos kerja
dengan alasan sakit, hahaha…
Lantas bagaimana ceritanya bila
passion-ku seperti itu bisa mendatangkan sebuah pencapaian? Sebuah kesuksesan? Karena
sebagian teman yang tahu hobi nonton koreaku seringnya mencibir, “ihh tak ada
guna itu, buang-buang waktu saja!” Bahkan kadang suamiku juga protes bila aku
sudah terlihat lupa waktu nonton drama korea atau baca novel. Akhirnya aku pun
memutuskan sudahlah lupakan saja passion-ku itu tak ada gunanya. Daaan…sangaat
itulah aku terdampar di blog “Bibi Titi Teliti”. Bahwa ternyata “kegilaan” Erry
pada drama Korea telah mampu membawanya tour ke Korea dengan gratis, sampai dua
kali loh! Bahwa seorang perempuan thirty something dengan dua anak kecil, yang
hobi nonton drama Korea, sampai begadang-begadang, mampu menjadi penulis blog
yang produktif, dan pekerjaan utamanya sebagai ibu rumah tangga tetap ke-handle.
Mampu menggerakkan puluhan ribu orang yang tak dikenalnya untuk mewujudkan
impiannya. Bahkan mungkin puluhan ribu lainnya, ratusan ribu lainnya ikut
mendoakan dan mengikuti mimpi-mimpinya. Dan mampu menggerakkan seorang
perempuan thirty something lainnya untuk berubah, bersegera menggapai mimpinya
juga.
Pencapaian Erry mengingatkan aku
pada kisah Mira Lesmana yang dari remaja hobi nonton film, dan akhirnya dari
hobinya itu dia sekarang menjadi salah satu produser film terkemuka di
Indonesia yang menghasilkan banyak film bermutu. Atau kisah seorang pemuda yang kecanduan main game online, tapi mengubah
candunya itu menjadi produktif dan sekarang dia telah menciptakan banyak game
online kreatif. Dan banyak kisah-kisah serupa lainnya, yang membuktikan bahwa
sebuah passion bisa menjadi ‘sesuatu’. Benar kata-kata para motivator, “let
your passion lead you!”
Terjawab sudah kenapa selama ini
aku sering berganti-ganti hobi. Karena aku tak enjoy mengerjakannya. Karena itu
bukan bidangku. Huh..ternyata selama ini aku sudah banyak membuang waktu
mencoba hal-hal baru lainnya yang sebenarnya aku tak bisa total mengerjakannya,
tak happy menjalaninya, dan tak yakin bisa melakukannya. Dan selama itu pula
aku sudah menyia-nyiakan passion-ku yang sebenarnya, yang akhirnya
menenggelamkan mimpi terbesarku, menjadi penulis novel! Ya keinginan terbesarku
ingin membuat novel, seperti novel-novel yang selama ini aku baca, seperti
drama-drama korea yang selama ini aku tonton. Dan orang-orang bilang tulisanku
cukup bagus, lumayan menyentuh dan menghibur mereka para pembacaJ Hanya saja aku terlalu
sibuk mencari-cari yang lain, sehingga tak mengasah passion-ku itu.
Cerita Erry dengan tour korea-nya
menyadarkan aku bahwa passion ya hanya tinggal passion, bahwa hobi ya hanya
sekedar hobi, kalau kita tidak memperjuangkannya untuk menjadi “sesuatu” yang
berarti. Dengan penuh semangat aku pun bercerita pada suamiku tentang
perjuangan Erry pergi ke Korea dari passion-nya sebagai drama queen. Bahwa aku
pun ingin seperti dia, memperjuangkan passion-ku menjadi sebuah karya. Dan
hasilnya, suamiku menghadiahkan aku sebuah meja kerja mungil di sudut kamar
kami agar aku bisa menulis dengan tenang dan nyamanJ
Dan akhirnya setelah sekian lama ‘bulukan’
dan penuh debu, aku melongok lagi ‘rumah mayaku’. Bertekad untuk mengisinya
sebagai ajang latihan bagiku mewujudkan mimpiku menulis novel. Akhirnya tulisan
ini adalah postingan pertamaku di awal tahun baru ini. Yang aku tulis tengah
malam setelah mempersiapkan keperluan suami tercintaku yang bertugas ke Perth
sampai februari nantiL
(belum tidur sama sekali nih). Semoga semangat ini tak padam, terus hidup dari
awal sampai garis finish nanti. Aamiin. Terima kasih Erry buat inspirasinya,
dan buat Korean Giveaway-nya sehingga aku tergerak untuk membuat tulisan ini. Salam kenal dari Kuwait:)
Hai Irra :)
ReplyDeleteMakasih udah ikutan GA ku yaaaah :)
Dan sungguh aku merasa sangat-sangat tersanjung membaca tulisan Irra inih :)
Jujur aja, aku pun mengalami fase yang SAMA persis seperti Irra waktu abis lahiran Fathir dulu...
Walopun merasa bersyukur dengan semuanya, tapi hati ini seakan masih galau dan mencari sesuatu, entah apa yang dicari....hihihi...
Sampai akhirnya kemudian aku memutuskan untuk buat blog dan mulai curhat2 gak jelas...
Sungguh aku merasa terharu dan campur aduk, karena mengetahui bahwa ternyata ada seseorang nun jauh disana yang berhasil menemukan passion nya, hanya karena baca tulisan ku...
Selamat mengejar passion mu yah Irra :)
Kudoakan semoga novel mu bisa jadi Best Seller nanti nya :)
Sudah aku catat sebagai peserta yah :)
waaa..tuh kan emang kita kayaknya jodoh, aku jg skr baru lahiran anak ketiga, baru 2,5 bulan masih masa2 baby blues kali ya, mana ditinggal bertiga sama anak2 di gurun pasir ni, ayahnya pergi berbulan2:( *loh kok jd curcol*
DeleteOya nama anak keduaku tadinya mau dikasih nama Fathir tp akhirnya jadi Fadhil:)
Aamiin..makasih ya doanya, semoga bisa segera terwujud novelnya
Bagus mbak tulisannya, saya sedang mencari referensi ttg passion dan menemukannya sedikit bnyak dlm rangkaian kata-kata mbak... yuuk mbak kita sama2 wujudkan mimpi mnulis novel. Insyaallah ada jalan terwujud, umur bukan masalah. Passion ya passion, hobi ya hobi... tinggal tindakannya saja mana? :)
ReplyDeleteizin copas kak buat tugas kuliah
ReplyDelete