Friday, January 4, 2013

Let Your Passion Lead You


Orang bijak bilang tak ada yang kebetulan di dunia ini. Segala hal yang terjadi pasti ada alasannya. Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Maka aku sangat yakin, ketika suatu malam terdampar di sebuah blog dengan nama unik "Bibi Titi Teliti" bukan suatu hal kebetulan belaka. Memang betul aku sampai ke sana karena tak sengaja sedang blog walking. Namun itu adalah cara unik dari semesta untuk menuntunku menemukan semua jawab dari segala resah dan tanyaku. Aiih..lebay banget ya bahasanya,hehehee… Tapi baiklah akan ku ceritakan bagaimana sebuah blog telah membuatku menuliskan kalimat dahsyat itu.
Usiaku tepat 34 tahun pada 27 Desember kemarin. Sudah terlalu tua, untuk seseorang yang masih mencari apa sih yang aku inginkan? Sangat tua malah. Harusnya bukan masanya lagi di usiaku itu masih galau dan mencari-cari jati diri. Tapi itulah aku. Begitu banyak mauku. Hingga terkadang aku sendiri tak tahu apa sih yang aku inginkan sebenarnya. Ketika melihat kawan yang piawai memotret makanan, serta merta aku tertarik jadi food photographer. Ketika melihat teman yang pintar baking, mendadak aku rajin koleksi buku-buku masakan. Pun ketika teman ada yang tergila-gila pada scrapbooking, aku pun ikutan menjadi kolektor berbagai bahan scrapbook. Berganti jadi hobi knitting, menjahit, dan sebagainya. Tapi sayangnya hanya sampai ke tahap pengumpul bahan-bahannya, tak bergerak menjadi ahli atau minimal bisa seperti teman-teman yang ku kagumi itu.
Begitu juga dalam hal mencari isi dompet. Sebagai ibu pekerja yang kemudian  beralih jadi ibu rumah tangga tok karena ikut suami yang pindah kerja ke Kuwait, aku pun terobsesi untuk punya penghasilan. Kepalaku penuh sekali dengan ide-ide bisnis. Namun semuanya hanya berkelebatan di kepala tak pernah jadi nyata. Ada sih beberapa dicoba seperti jualan sprei, pernik-pernik khas Indonesia, mukena, sampai ke baju muslim. Bahkan bisnis MLM pun aku jabani, yang akhirnya kandas juga. Ya, aku adalah tipe orang yang serba ingin tahu namun sayangnya hanya bersemangat di awal, selalu tak mampu mencapai garis finishL
Dan akibatnya, aku selalu resah. Gelisah. Didera perasaan tidak puas. Merasa tidak ada hal berarti yang bisa aku banggakan. Tak ada pencapaian yang ku peroleh. Padahal aku yakin aku bisa seperti mereka yang sukses. Tapi kenapa aku seperti berjalan di tempat, bahkan mungkin tak bergerak sama sekali. Sementara teman-teman yang lain sudah berlari jauh. Aku tertinggal jauh di belakang mereka. Ingin mengejar namun kaki-kakiku seperti dipaku. Mungkin aku sudah terjebak dalam zona nyamanku. Ketika Allah memberiku suami yang begitu memanjakanku. Tinggal sebut apa yang ku inginkan, maka laki-laki tercinta itu akan memenuhinya. Sampai aku terkadang takut untuk meminta. Karena tanpa aku bicara pun, dia seperti sudah tahu apa yang ku inginkan. Dimanjakannya aku dengan gadget-gadget terbaru. Ketika temanku bercurhat ria tentang betapa mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan gadget terbaru, maka aku begitu mudahnya mendapatkannya. Rabbiii… betapa aku tidak bersyukur sepertinya. Tapi entahlah, aku merindukan moment penuh perjuangan itu. Ketika didera rasa lelah luar biasa untuk mendapatkan sesuatu. Ketika tangis, prustasi, putus asa akhirnya berganti menjadi haru, bangga, dan bahagia karena apa yang diperjuangkan berhasil. Ahh…rindu sekali saat-saat seperti.
Maka jangan heran kawan, kalau tontonan dan cerita favoritku adalah semua hal yang berbau kompetisi. Segala macam lomba idol aku suka. Bahkan sampai ke acara perjodohan yang itu pun aku tonton,hehehe… Kompetisi juga kan namanya. Bagaimana para perempuan itu bersaing “menjual” dirinya agar bisa terpilih oleh sang arjunaJ Ya aku seperti kecanduan menyaksikan mereka yang berjuang menjadi yang terbaik. Mengerahkan segenap kemampuannya. Berbuat yang terbaik dan semaksimal mungkin.
So, jadi terjawab kan kenapa aku jatuh cinta dengan blog-nya Erry, si Bibi Titi Teliti ini (nggak manggil mbak ah, kan kita sama-sama a thirty something women, hihihi..). Semua postingannya tentang perjuangannya untuk menang Touch Korea Tour dilalap habis selama berjam-jam malam itu (jadi kalo dirimu menemukan traffic dari Asimah Kuwait, itu adalah diriku ya sayJ). Ikut deg-degan ketika tahap penjurian blog – ngebayangin Erry mabok posting tiap hari dan begadang BG- dan terkekeh ketika membaca jawaban-jawaban Erry pada saat interview. Ah so ErryJ Tapi juga “gue bangeett”, seandainya aku di posisi Erry, mungkin aku juga aku akan seperti dirinya.
Yang membuat terkagum-kagum adalah ketika Erry berjuang agar video tournya di tim Fun Tour menang di vote online, sehingga doi bisa balik lagi ke Korea. Sebuah strategi pemenangan yang oke banget. Bagaimana Erry mendekati fan base-nya 2PM untuk menggalang dukungan. Bagaimana doi koar-koar di socmed. Terbayang deh perjuangannya. Rasanya seperti membaca novel petualangan,hehehee… Tak cukup di situ, aku pun meluncur melihat video-video Erry dan kawan-kawannya dari berbagai negara yang tergabung di Fun Tour selama berpetualang di Korea. Rasanya seperti melihat novel petualangan yang difilm-kan,hihihiii… Puas banget melihat “penampakan” Erry, bener banget deh julukan teman-temannya, Funky Erry. Dan tak bisa ditahan aku pun jatuh cinta sama orangnya, selainnya blognya. Here come, you are my Idol now..Erry!!!
Tapi, gongnya bukan itu kawan! Kalau terkesan pada jiwa kompetitif Erry, sudah banyak aku melihat ajang-ajang idol lain atau membaca cerita-cerita semacam itu. Tapi sejujurnya tak membuatku tergerak untuk berubah. Tidak seperti blog bibi titi teliti ini (ah kau boleh berbangga ErryJ). Perjuangan Erry seperti memberikan jawaban dari sebuah pertanyaan yang belakangan ini sering menggangguku. Pertanyaan tentang PASSION. Sering aku mendengar bahwa bekerjalah sesuai dengan passion-mu, maka kesuksesan akan menghampirimu. Begitu kata para motivator itu.
Makhluk apakah sih si Passion ini? Bila yang mereka katakan passion itu adalah sesuatu yang membuat kita enjoy atau betah berjam-jam mengerjakannnya, maka passion aku adalah membaca novel, nonton drama korea atau film romance. Untuk sebuah novel yang menarik hatiku, setebal apapun bisa aku lahap dalam satu kali baca, tak peduli bila aku harus membacanya dari siang sampai subuh. Untuk sebuah drama korea yang memikat hatiku, aku bisa menamatkan satu serinya  dalam sekali nonton, walau untuk itu harus begadang semalam suntuk dalam beberapa hari. Jadi teringat pengalaman pertama nonton drama korea bertahun lalu, waktu awal tahun baru, bersama teman satu kos, nonton All About Eve dari siang hari sampai subuh, hanya disela makan itu pun sambil nontonJ Esok paginya muntah-muntah karen tak tahan begadang, akhirnya bolos kerja dengan alasan sakit, hahaha…
Lantas bagaimana ceritanya bila passion-ku seperti itu bisa mendatangkan sebuah pencapaian? Sebuah kesuksesan? Karena sebagian teman yang tahu hobi nonton koreaku seringnya mencibir, “ihh tak ada guna itu, buang-buang waktu saja!” Bahkan kadang suamiku juga protes bila aku sudah terlihat lupa waktu nonton drama korea atau baca novel. Akhirnya aku pun memutuskan sudahlah lupakan saja passion-ku itu tak ada gunanya. Daaan…sangaat itulah aku terdampar di blog “Bibi Titi Teliti”. Bahwa ternyata “kegilaan” Erry pada drama Korea telah mampu membawanya tour ke Korea dengan gratis, sampai dua kali loh! Bahwa seorang perempuan thirty something dengan dua anak kecil, yang hobi nonton drama Korea, sampai begadang-begadang, mampu menjadi penulis blog yang produktif, dan pekerjaan utamanya sebagai ibu rumah tangga tetap ke-handle. Mampu menggerakkan puluhan ribu orang yang tak dikenalnya untuk mewujudkan impiannya. Bahkan mungkin puluhan ribu lainnya, ratusan ribu lainnya ikut mendoakan dan mengikuti mimpi-mimpinya. Dan mampu menggerakkan seorang perempuan thirty something lainnya untuk berubah, bersegera menggapai mimpinya juga.
Pencapaian Erry mengingatkan aku pada kisah Mira Lesmana yang dari remaja hobi nonton film, dan akhirnya dari hobinya itu dia sekarang menjadi salah satu produser film terkemuka di Indonesia yang menghasilkan banyak film bermutu. Atau kisah seorang  pemuda yang kecanduan main game online, tapi mengubah candunya itu menjadi produktif dan sekarang dia telah menciptakan banyak game online kreatif. Dan banyak kisah-kisah serupa lainnya, yang membuktikan bahwa sebuah passion bisa menjadi ‘sesuatu’. Benar kata-kata para motivator, “let your passion lead you!”
Terjawab sudah kenapa selama ini aku sering berganti-ganti hobi. Karena aku tak enjoy mengerjakannya. Karena itu bukan bidangku. Huh..ternyata selama ini aku sudah banyak membuang waktu mencoba hal-hal baru lainnya yang sebenarnya aku tak bisa total mengerjakannya, tak happy menjalaninya, dan tak yakin bisa melakukannya. Dan selama itu pula aku sudah menyia-nyiakan passion-ku yang sebenarnya, yang akhirnya menenggelamkan mimpi terbesarku, menjadi penulis novel! Ya keinginan terbesarku ingin membuat novel, seperti novel-novel yang selama ini aku baca, seperti drama-drama korea yang selama ini aku tonton. Dan orang-orang bilang tulisanku cukup bagus, lumayan menyentuh dan menghibur mereka para pembacaJ Hanya saja aku terlalu sibuk mencari-cari yang lain, sehingga tak mengasah passion-ku itu.
Cerita Erry dengan tour korea-nya menyadarkan aku bahwa passion ya hanya tinggal passion, bahwa hobi ya hanya sekedar hobi, kalau kita tidak memperjuangkannya untuk menjadi “sesuatu” yang berarti. Dengan penuh semangat aku pun bercerita pada suamiku tentang perjuangan Erry pergi ke Korea dari passion-nya sebagai drama queen. Bahwa aku pun ingin seperti dia, memperjuangkan passion-ku menjadi sebuah karya. Dan hasilnya, suamiku menghadiahkan aku sebuah meja kerja mungil di sudut kamar kami agar aku bisa menulis dengan tenang dan nyamanJ
Dan akhirnya setelah sekian lama ‘bulukan’ dan penuh debu, aku melongok lagi ‘rumah mayaku’. Bertekad untuk mengisinya sebagai ajang latihan bagiku mewujudkan mimpiku menulis novel. Akhirnya tulisan ini adalah postingan pertamaku di awal tahun baru ini. Yang aku tulis tengah malam setelah mempersiapkan keperluan suami tercintaku yang bertugas ke Perth sampai februari nantiL (belum tidur sama sekali nih). Semoga semangat ini tak padam, terus hidup dari awal sampai garis finish nanti. Aamiin. Terima kasih Erry buat inspirasinya, dan buat Korean Giveaway-nya sehingga aku tergerak untuk membuat tulisan ini. Salam kenal dari Kuwait:)

 

 

 

 

4 comments:

  1. Hai Irra :)
    Makasih udah ikutan GA ku yaaaah :)

    Dan sungguh aku merasa sangat-sangat tersanjung membaca tulisan Irra inih :)

    Jujur aja, aku pun mengalami fase yang SAMA persis seperti Irra waktu abis lahiran Fathir dulu...

    Walopun merasa bersyukur dengan semuanya, tapi hati ini seakan masih galau dan mencari sesuatu, entah apa yang dicari....hihihi...

    Sampai akhirnya kemudian aku memutuskan untuk buat blog dan mulai curhat2 gak jelas...

    Sungguh aku merasa terharu dan campur aduk, karena mengetahui bahwa ternyata ada seseorang nun jauh disana yang berhasil menemukan passion nya, hanya karena baca tulisan ku...

    Selamat mengejar passion mu yah Irra :)
    Kudoakan semoga novel mu bisa jadi Best Seller nanti nya :)

    Sudah aku catat sebagai peserta yah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaa..tuh kan emang kita kayaknya jodoh, aku jg skr baru lahiran anak ketiga, baru 2,5 bulan masih masa2 baby blues kali ya, mana ditinggal bertiga sama anak2 di gurun pasir ni, ayahnya pergi berbulan2:( *loh kok jd curcol*
      Oya nama anak keduaku tadinya mau dikasih nama Fathir tp akhirnya jadi Fadhil:)
      Aamiin..makasih ya doanya, semoga bisa segera terwujud novelnya

      Delete
  2. Bagus mbak tulisannya, saya sedang mencari referensi ttg passion dan menemukannya sedikit bnyak dlm rangkaian kata-kata mbak... yuuk mbak kita sama2 wujudkan mimpi mnulis novel. Insyaallah ada jalan terwujud, umur bukan masalah. Passion ya passion, hobi ya hobi... tinggal tindakannya saja mana? :)

    ReplyDelete
  3. izin copas kak buat tugas kuliah

    ReplyDelete